Berbicara tentang sejarah musik, musik telah dikenal sejak jaman nenek moyang kita. Musik kerap kali mengiringi upacara – upacara adat tertentu. Indonesia sendiri memiliki beragam jenis musik, hal ini dipengaruhi banyaknya suku adat yang ada. Dari 17.508 pulau yang ada di Indonesia memiliki budaya dan jenis musik sendiri. Tak salah bila Indonesia menjadi negara kaya akan seni dan budaya, termasuk seni musik ini. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah musik Gamelan dan Keroncong. Sedangkan musik moderen yang paling populer adalah musik pop dan dangdut. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemapuan mendamaikan jiwa yang gundah, mempunyai terapi yang rekreatif dan munumbuhkan jiwa patriotisme. Ya kalo lagunya Garuda Pancasila, lha kalo lagunya Kamulah mahkluk Tuhan yang paling sexy milik Mulan Jameela..hehe
Jika menurut saya musik adalah sebuah irama yang berasal dari suatu alat musik yang dimainkan secara bersamaan. Terkadang musik juga bisa berasal dari bebunyian benda – benda yang dimainkan oleh sekelompok orang, contoh seperti kelompok – kelompok perkusi yang memainkan benda -benda yang bukan termasuk alat musik ( galon air, ember, botol, dll ).
Sejarah musik keroncong masuk di Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis saat memasuki Indonesia. Pada awal tahun 1900 musik keroncong dianggap musik rendahan. Akan tetapi setelah tahun 1930 an musik keroncong mulai banyak digemari, saat itu dunia perfilman mulai menggabungkan musik keroncong dalam film – film yang diproduksi. Ketika itu musik keroncong terhubung dengan perjuangan kemerdekaan. Dan lagu keroncong yang sangat populer saat itu adalah Bengawan Solo ciptaan Gesang Martohartono yang ditulis pada tahun 1940. Lagu ini ditulis ketika Tentara Kekaisaran Jepang menguasai pulau Jawa pada Perang Dunia II. Tidak hanya populer dikalangan orang Jawa saja, akan tetapi lagu ini juga populer di kalangan tentara Jepang, ketika selesai perang lagu ini dibawa ke Negara asal nya dan mereka menyanyikannya di sana. Banyak penyanyi Jepang yang membuat best seller dengan lagu Bengawan Solo ini.
Dangdut, mejadi musik yang lebih modern dari Keroncong termasuk musik yang sangat banyak digemari di negeri ini. Walopun sebagian orang menganggap dangdut tergolong musik rendahan, namun tetap bertahan sampai sekarang. Dangdut juga tergolong musik dansa, dan sudah populer sejak tahun 1970 an. Dangdut memang sangat cocok dengan kondisi negara kita saat ini, dengan mengikuti irama musik dangdut seakan menghilangkan beban yang ada. Biarpun harga – harga melambung tinggi, goyang terus…tariik maang.. Dalam perkembangannya dangdut memang akrab ditelinga rakyat menengah ke bawah. Makin populer ketika muncul gelar Raja Dangdut ( Rhoma Irama ) dan Ratu dangdut ( Elvi Sukaesih ). Sampai sekarang musik dangdut masih sering terdengar ketika kita melintas dijalan – jalan perkampungan, perumahan bahkan di perkotaan. Sesekali saya saran kan dengarkan musik dangdut ini, tak usah malu..musik dangdut juga musik asli Indonesia. Dangdut is the music of my country seperti lagu Project P.
Sedangkan perkembangan musik Pop di Indonesia juga tak kalah cepat. Banyak sekali bermunculan band – band baru di Indonesia, dan semakin menambah semarak perkembangan musik di tanah air. Namun jika kita lihat sangat sedikit band – band yang mengusung musik daerah, apalagi dengan lagu bahasa daerah. Hampir tidak pernah kita temui. Namun begitu tetap juga ada sekelompok kecil yang tetap mempertahan kan musik daerah atau lagu dengan bahasa daerah, salah satunya adalah band dengan aliran Rock Funk de Java yang tetap mempertaha kan lirik lagunya dengan bahasa daerah. Waah…ini baru gebrakan, pengen tau seperti apa musik mereka…silahkan cari aja di google dengan mengetikkan keyword Funk de java. Satu lagi band yang mengusung musik – musik penggugah semangat anak muda untuk cinta Indonesia adalah Band Cokelat, pastinya sudah kenal kan..tak usah di uraikan profilnya..hehe
Dengan semakin berkembangnya musik di tanah air ini, harapannya semoga para pekerja musik di tanah air ini tetap mempertahankan budaya yang ada. Sehingga musik – musik daerah tetap bisa bertahan, walopun dengan sedikit sentuhan berbeda. Jika para pekerja musik bisa kreatif musik – musik daerah bisa dikembangkan atau mungkin diaransemen ulang dengan sedikit tambahan musik modern. Saya yakin hasilnya tetap enak didengar…saya inget teman saya pernah ngomong bahwa musik adalah bahasa universal..yang penting enak didengar, membuat kita rileks kenapa enggak..bagaimana dengan pendapat para sahabat??